Dulu kita bukan orang yang bertemu untuk bertatapan, disaat
ruang dan waktu selalu mempertemukan.
Dulu kita jauh dan hanya mengenal
perbedaan, ketika mungkin terdapat begitu banyak persamaan.
Dahulu kita berjalan
menyusuri lorong sepi bersama teman seprofesi sesuai dengan tujuan sendiri.
Sampai
akhirnya kita mengerti bahwa dibalik perbedaan terdapat begitu banyak persamaan
diantara kita. Aku tak tahu kapan tepatnya kita mulai memanfaatkan ruang dan
waktu untuk selalu bertatapan dan melihat perbedaan sebagai suatu persamaan. Segalanya
begitu nyata disaat rerumputan dihati mulai menguning. Tawa, canda, serta
tangis tak disangka mewarnai kebersamaan kita.
Aku tak ingin ini hilang begitu
saja.
Ku ingin kau selalu menjadi bagian dalam hidupku disaat suka ataupun
duka.
Bagian yang selalu memberikan warna pada lembaran-lembaran putih kertas
dalam hidupku.
Namun hari ini aku belajar bahwa kebersamaan datang disaat yang
tak terduga dan mungkin akan hilang begitu saja tanpa kita tahu waktunya.
Ku
sadar bahwa tak ada yang abadi. Saat nanti ku mulai menghitung hari, cepat atau lambat kebersamaan ini mungkin akan semakin memudar.
Dan
ketika kebersamaan itu tak ada lagi.
Ku hanya ingin berucap
“Ingatlah aku
sebagai kenangan terindahmu”